Rambu Solo

By Unknown - 19.55



Rambu Solo adalah upacara kedukan/ kematian masyarakat Tanah Toraja. Pesta ini diselenggarakan oleh keluarga yang ditinggali dan sebagai kewajiban bagi keluarga yang ditinggali sebagai penghormatan terkhir kepada mendiang yang telah pergi. dengan cara Rambu Solo, arwah orang yang meninggal bisa mencapai kesempurnaan ditempat peristirahatan yang bernama Puya.
Upacara Rante
Puncak dari upacara Rambu Solo disebut dengan upacara Rante yang dilaksanakan di sebuah lapangan khusus yang terletak ditengah kompleks rumah adat Tongkonan Acara-acara tersebut antara lain :
·      Ma’Tudan Mebalun, yaitu proses pembungkusan jasad
·      Ma’Roto, yaitu proses menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan benang perak.
·      Ma’Popengkalo Alang, yaitu proses arak-arakkan jasad yang telah dibungkus ke sebuah lumbung untuk disemayamkan.
·      Ma’Palao atau Ma’Pasonglo, yaitu proses perarakan jasad dari area Rumah Tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut Lakkian.
Ketika iring iringan para pelayat yang mengantarkan jenazah mengangkat seperti selendang raksasa membentang antara pelayat tersebut
Yang unik dalam upacara Rambu Solo juga terdapat pembuatan boneka kayu yang mirip dengan wajah yang meninggal yang diletakkan ditebing, konon wajah boneka tersebut semakin lama semakin mirip dengan wajah yang meninggal tersebut.
Dalam upacara Rambu solo juga terdapat pertunjukan kesenian seperti perarakan kerbau yang akan disembelih, pertujukkan musik daerah, tarian adat, dan adu kerbau sebelum kerbau dikurbankan serta penyembelihan kerbau. Kerbau disembelih dengan cara yang unik yaitu satu kali tebasan. bahwa setiap arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya menuju keabadian dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Jenis kerbau yang disembelih yaitu kerbau bule(tedong bonga) yang harganya sampai 50 juta perekor.
Upacara Rambu Solo biasanya diadakan beberapa bulan setelaah kemaatian, upacara Rambu Solo direncanakan jauh sebelum hari yang ditentukan oleh keluarga yang meninggal karena Rambu Solo membutuhkan biaya yang cukup besar.
Upacara Rambu solo, dipercayai oleh masyarakat Toraja sebagai penghormatan bagi yang telah meninggal dan sabagai suatu syarat yang meninggal agar mencapai kesempurnaannya di Puya dan mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatannya serta sebagai wujud pengabdian kepada leluhur dari masyarakat Toraja.
Makna lain yang dapat diambil dari upacara Rambu Solo ini menurut saya adalah menambah rasa persatuan dari masyarakat Toraja, serta menghilangkan kesedihan dari keluarga yang ditingglkan karena mereka dihibur dengan berbagai pertunjukkan yang ada. Rambu Solo juga merupakan wujud betapa masyarakat Toraja menjaga adat istiadat yang telah turun temurun. Upacara Rambu Solo juga melatih sikap berbagi antara masyarakat Toraja.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar