Sulitnya...
By Unknown - 01.52
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas
nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
***
Tuk-tuk-tuk terdengar suara sepatu yang mengarah ke pintu kelasku.
Gagang pintu bergerak dan pintu kelasku terbuka. Munculah sesosok laki-laki dibalik pintu
itu dengan laptop ditangannya dan ransel
terkait dipunggungnya. Hentakan kakinya yang gagah menghantarkan beliau kearah
meja didepan kelas kami. Seisi kelas memang sedang menantikan kehadirannya.
Sekarang adalah jam untuk pelajaran Sejarah Indonesia. Beliau adalah seorang
guru Sejarah Indonesia dikelas kami.
Diletakkannya
laptop dan tas. ini adalah saatnya, saat yang dinantikan oleh kami. Dengan raut
bahagia beliau mengucapkan salam dan sapaan kepada kami. Dengan semangatnya
yang membara, membawa kami seolah masuk kedalam peristiwa sejarah yang
dibahasnya.
Kali ini,
beliau membagi kami kedalam beberapa kelompok kecil. Kami bingung, ini tak
seperti biasanya. Kami diminta mengeluarkan pulpen dan secarik kertas.
Sebenarnya beliau telah menyiapkan kertas untuk kami, namun kertas itu
tertinggal. Maka, kami diminta untuk menggunakan kertas biasa yang nanti akan
disalin kedalam kertas yang disiapkan oleh beliau.
Setelah
semuanya telah siap, beliau memberitahu kami apa yang harus kami lakukan dengan
kertas dan pulpen itu. Sesuai dengan tema yang dipelajari hari ini. ternyata
beliau meminta kami untuk menuliskan sebuah terks proklamasi versi kami secara
berkelompok. Kami tersontak kaget, bingung dengan apa yang ingin kami tulis.
Beliau
memberikan waktu untuk menuangkan apa yang ada dipikiran kami, sementara beliau
pergi mengambil secarik kertas yang tertinggal. Beliau keluar dari kelas dan
meninggalkan kami.
Kami mulai
mengerjakan tugas yang diberikan. Kami bingung, tak tau apa yang ingin kami
tulis. Bagaimana bisa kami menuliskan teks proklamasi yang pas. Satu dua kata
mulai kami tulis. Tulis, hapus, tulis, hapus. Betapa membingungkannya tugas
itu. Pilihan kata yang terus kami cari hingga mencapai pada kata yang serasi.
Pemikiran-pemikiran yang teruang pada secarik kertas dihadapan kami banyak yang
harus diserasikan. Perbedaan pendapat pun mewarnai jalannya pengerjaan tugas
tersebut.
Gagang pintu bergerak. Tanda ada orang yang memasuki ruang kelas
kami. Beliau tiba dengan membawa secarik kertas. dibagikannya kertas-kertas
tersebut kehadapan kami. Dipintanya kami untuk menuliskan hasil diskusi kami
pada kertas itu. Namun, kami masih ragu dengan hasil diskusi kami. Apa daya,
waktu sudah hampir habis, ditulislah hasil diskusi kami pada kertas itu.
Kemudian kami mengumpulkannya diatas meja beliau.
Inilah
hasil dari proklamasi yang disusun oleh kelompok ku :
PROKLAMASI
Dengan
menjunjung rasa persatuan yang tinggi, kami menyatakan bangsa ini telah bebas
dari belenggu penderitaan penjajah.
Menjadi bangsa
yang bersatu, mandiri, dan maju. Tanpa adanya tekanan bangsa lain dengan
perencanaan dan tekad yang kuat
Serpong,
hari 17 boelan 8 tahoen 05
Seluruh tumpah darah Indonesia
Mutiriza Marni
Dibacakan oleh beliau satu-persatu hasil diskusi kami.
Dengan raut muka yang berfariasi beliau membawa kita seolah sedang menyaksikan
pembacaan proklamasi secara langsung oleh Ir. Soekarno. Seletelah membacanya,
dibahaslah satu-persatu teks tersebut. Teks proklamasi yang telah dibuat sudah
cukup baik. Memang itu belum mampu menyaingi teks proklamasi yang asli.
Ringkas, padat, serta membawa semangat, begitu sulit rasanya membuat teks
proklamasi seindah itu. Ditambah lagi dengan waktu yang sangat singkat, itu
merupakan keahlian tersendiri bagi Ir. Soekarno dkk. yang patut dibanggakan.
Kita harus
berterimakasih kepada para pejuang kemerdekaan. Telah banyak yang mereka
korbankan kepada Indonesia demi kemerdekaan Indonesia. Apa tak malu jika kita
belajar bermalas-malasan? Sedang mereka berjuang habis-habisan demi kita, agar
kita bisa merdeka, bisa dengan mudah memperoleh pendidikan. AYO SEMANGAT!
0 komentar