Percikan Keringat Emas
aIni pagi hari, saat orang-orang baru terbangun
dari tidur lelapnya. Namun tak dijumpai sosok Rusni dirumahnya. Rusni sudah
bangun jauh sebeum orang-orang terbangun dari tidur. Saat ini, mungkin ia sudah
berada di pasar, temat ia menghabiskan paginya bersama ibunya dengan
pakaian-pakaian dan bisingan orang-orang yang lalu lalang didepannya.
Rusni adalah seorang anak penjual pakaian.
Setiap pagi ia pergi ke pasar untuk membeli selendang-selendang dan pakaian yang
akan Rusni jual bersama ibunya. Rusni adalah satu-satunya anak wanita
dikeluarganya, ayah Rusni telah lama meninggalkan Rusni, ibunya, dan kedua
adiknya karena telah lama sakit. bukan suatu keheranan jika setiap pagi ia
tidak ada dirumah. Dengan menaiki delman, ia pergi ke sebuah pasar di Jakarta
untuk membeli selendang dan pakaian yang akan ia jual bersama ibunya. Lokasi
pasar yang jauh tak membuat Rusni merasa lelah karena, sebelumnya ia sudah
menanamkan dalam hatinya bahwa ia akan menjadi orang yang berbakti kepada orang
tuanya.
Di pasar ia memilih-milih pakaian yang akan
dijualnya. Setelah memilih-milih dan membeli berbagai pakaian yang akan
dijualnya, Rusni pun segera beranjak pulang, karena masih banyak hal yang harus
ia kerjakan di rumahnya. Sesampainya dirumah, Rusni beristirahat sebentar serta
mengganjal perutnya dengan sedikit makanan yang ada dirumahnya. Setelah
beristirahat kurang lebih 5 menit, Rusni segera pergi ke dapur untuk memasak
makanan yang akan ia makan nanti siang bersama keluarganya sementara ibunya
merapihkan baju yang tadi sudah dibeli di pasar.
Selesai memasak, Rusni pun segera menyiapkan
sepedanya, bukan untuk bermain, melainkan hari ini ia akan menjajakan
pakaian-pakaian yang telah ia beli sepagi tadi kepada para konsumen yang telah
menunggu Rusni dan ibunya di rumah mereka. Rusni dan ibunyai berkeliling
desa dan mendatangi rumah konsumennya
satu persatu. Banyak orang yang menggemari pakaian yang dijual oleh Rusni.
Rusni diberi upah oleh ibunya setiap mereka
pulang dari rumah para konsumen. Uang yang diberikan oleh ibunya ditabungkan
oleh Rusni untuk masa depan keluarganya nanti. Hingga pada akhinya ia mampu
merenofasi rumahnya dan membantu menafkahi keluarganya.
Setelah berkeluarga sikap Rusni tak berubah, ia
selalu mengajarkan kepada anak-anak dan cucu-cucunya agar berusaha. Rusni
adalah motivator yang sangat berharga bagi keluarganya.